Music

Thursday, January 17, 2013

PENGARUH PERTUMBUHAN FISIK TERHADAP TINGKAH LAKU REMAJA



BAB I
P E N D A H U L U A N
A.   Latar Belakang

            Perkembangan yang terjadi pada anak meliputi segala aspek kehidupan yang mereka jalani baik bersifat fisik maupun non fisik. Perkembangan berarti serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman.
Kesepakatan para ahli menyatakan bahwa : yang dimaksud dengan perkembangan itu adalah suatu proses perubahan pada seseorang kearah yang lebih maju dan lebih dewasa, namun mereka berbeda-beda pendapat tentang bagaimana proses perubahan itu terjadi dalam bentuknya yang hakiki. (Ani Cahyadi, Mubin, 2006 : 21-22).
Beberapa teori perkembangan manusia telah mengungkapkan bahwa manusia telah tumbuh dan berkembang dari masa bayi kemasa dewasa melalui beberapa langkah jenjang. Kehidupan anak dalam menelusuri perkembangnya itu pada dasarnya merupakan kemampuan mereka berinteraksi dengan lingkungan. Pada proses integrasi dan interaksi ini faktor intelektual dan emosional mengambil peranan
penting. Proses tersbut merupakan proses sosialisai yang mendudukkan anak-anak sebagai insan yang yang secara aktif melakukan proses sosialisasi.

Masa - masa remaja adalah masa yang paling indah dan paling berkesan di sepanjang hidup tiap manusia. Remaja adalah kenangan yang tak akan terlupakan sebaik atau seburuk apapun keadaannya pada saat itu. Karena dimasa inilah, perubahan sangatlah nampak, dari anak - anak menuju kedewasaan. Biasanya orang - orang yang sudah melalui masa remajanya, tetap ingin berharap kembali ke masa - masa itu lagi. Disaat ini, kita dapat merasakan adanya perubahan dalam bentuk fisik ataupun psikis. Tetapi, tidak hanya senang - senangnya saja. 

Disaat manusia menjadi sesosok remaja, ia juga mengalami permasalahan - permasalahan yang terus kerap datang. Permasalahan itu sendiri tidak sedikit yang terpengaruhi dari lingkungan sekitar remaja tersebut. Oleh karena itu, beban berat yang selalu dan harus dilalui oleh seorang remaja sangatlah sulit, karena apabila salah melangkah, maka remaja tersebut akan jatuh ke jurang yang sangat dalam. Tingkah laku itu bisa disebut juga sebagai kenakalan remaja. Remaja berlangsung antara umur 11 tahun – 20 tahun bagi perempuan dan 12 tahun – 21 tahun bagi laki-laki. Secara psikologis, remaja adalah suatu usia di mana seseorang berpaling ke dalam masyarakat dewasa, suatu usia dimana anak tidak merasa bahwa dirinya berada di bawah tingkat orang yang lebih tua melainkan merasa sama, atau paling tidak sejajar dengan yang lainnya.

Fase remaja merupakan fase perkembangan yang tengah berada pada masa amat potensial, baik dilihat dari aspek kognitif, emosi maupun fisik. Remaja ini adalah ajang untuk mencari jati dirinya. Setelah sekian lama mereka selalu dikekang oleh otoriter orang tua, secara perlahan mereka akan menuntut keinginan mereka sendiri agar mandiri.



B.    Rumusan Masalah

Sehubungan latar belakang diatas , maka yang menjadi rumusan masalah di dalam makalah ini adalah :

1.      Faktor lingkungan juga bisa memberi pengaruh bagi remaja ?


2.      Bentuk-bentuk tingkah laku sosial pada anak remaja  ?


3.      Bagaimana perkembangan fisik pada remaja ?


4.      Ciri-ciri pertumbuhan fisik pada remaja ?


5.      Pengaruh pertumbuhan fisik terhadap tingkah laku remaja ?


6.      Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan fisik remaja ?


7.      Usaha-usaha yang dapat dilakukan guru untuk memenuhi kebutuhan remaja ?

















C.   Tujuan Penulisan

Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui bahwa faktor lingkungan juga bisa memberi pengaruh bagi remaja ; mengetahui bagaimana bentuk-bentuk tingkah laku sosial pada anak remaja ; mengetahui bagaimana perkembangan fisik pada remaja ; mengetahui ciri-ciri pertumbuhan fisik pada remaja ; mengetahui pengaruh pertumbuhan fisik terhadap tingkah laku remaja ; mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan fisik remaja ; dan mengetahui usaha-usaha apa saja yang dapat dilakukan guru untuk memenuhi kebutuhan remaja.


                                                                                   

















BAB II
  P E M B A H A S A N

A . Faktor Lingkungan Yang Memberi Pengaruh Bagi Remaja
Dalam buku Sosiologi Keluarga : Tentang Ikhwal Keluarga, Remaja dan Anak, Soerjono Soekanto (2004:70), menjelaskan beberapa jenis lingkungan yang dapat mempengaruhi perilaku remaja:
a. Orang tua, saudara-saudara dan kerabat, yang ini merupakan lingkungan pertama yang memberikan pengaruh dalam diri remaja. Melalui lingkungan ini, remaja mengenal lingkungan dan jenis pergaulan-pergaulan berikutnya yang akan menambah banyak pengaruh yang lain.
Usia remaja merupakan usia pancaroba di mana masih dalam rangka mencari indentitas tertentu, di mana pencarian identitas ini pertama tertuju pada sosok dalam diri orang tua, kerabat atau saudaranya. Jika tidak diperoleh dari orang tua, kerabat atau saudara ini, maka pelarian pencarian indentitas tersebut akan beralih ke lingkungan berikutnya, bisa teman sepermainan atau teman di sekolah.
Beberapa hal yang merusak atau mengganggu proses asimilasi remaja dengan keluarganya sehingga remaja mencari kenyamanan bergaul di luar keluarga adalah :
1) Tidak ada saling pengertian mengenal dasar-dasar kehidupan bersama
2) Terjadinya konflik mengenai otonomi, di mana satu pihak orang tua ingin agar anaknya    dapat mandiri, di lain pihak keluarga mengekangnya
3) Terjadinya konflik nilai-nilai yang tidak diserasikan
4) Pengendalian dan pengawasan orang tua yang berlebihan
5) Ketiadaan rasa saling menolong dan kebersamaam dalam keluarga
6) Adanya masalah dalam hubungan antara ayah dan ibu
7) Jumlah anak yang banyak yang kurang mendapatkan kasih saying orang tua
8) Campur tangan pihak luar keluarga
9) Kedudukan sosial ekonomi yang berada di bawah standar
10) Pekerjaan orang tua yang tidak seimbang, seperti jabatan ibu yang lebih tinggi dari ayah
11) Aspirasi orang tua yang tidak disesuaikan dengan kenyataan yang terjadi
12) Konsepsi peranan keluarga yang menyimpang dari kenyataan
13) Timbulnya favoritisme di kalangan anggota keluarga, yang ini akan menimbulkan perhatian yang kurang adil merata dan seimbang di antara anggota keluarga
14) Pecahnya keluarga yang disebabkan konflik ayah, ibu dan anak-anaknya
15) Persaingan tajam di antara anak-anak yang menyolok
Kesemua kondisi tidak kondusif bagi pembentukan kepribadian remaja di atas, apabila terjadi, maka yang pertama menjadi korban adalah anak-anaknya terutama dalam usia remaja, di mana sosok figur panutan masih dibutuhkan dalam kerangka pembentukan identitasnya.
b. Kelompok sepermainan, merupakan teman-teman bermain di luar rumah dan luar sekolah, bisa mempengaruhi remaja baik positif maupun negatif.
c. Kelompok pendidikan, yaitu pergaulan di sekolah, yang melibatkan pergaulan siswa dengan guru, dan siswa dengan siswa. Adanya pembiasaan dalam perbuatan baik dan mulia di sekolah, diharapkan bisa memberikan pengaruh positif dalam pembentukan karakter dan kebiasaan baik bagi remaja, sebab lingkungan sekolah juga berperan dalam mempengaruhi perilaku remajanya.

B . Bentuk-bentuk Tingkah Laku Sosial Pada Anak Remaja

Dalam perkembangan menuju kematangan sosial, anak mewujudkan dalam bentuk-bentuk interkasi sosial diantarannya :

1.      Pembangkangan (Negativisme)

Bentuk tingkah laku melawan. Tingkah laku ini terjadi sebagai reaksi terhadap penerapan disiplin atau tuntutan orang tua atau lingkungan yang tidak sesuai dengan kehendak anak. Tingkah laku ini mulai muncul pada usia 18 bulan dan mencapai puncaknya pada usia tiga tahun dan mulai menurun pada usia empat hingga enam tahun.
Sikap orang tua terhadap anak seyogyanya tidak memandang pertanda mereka anak yang nakal, keras kepala, tolol atau sebutan negatif lainnya, sebaiknya orang tua mau memahami sebagai proses perkembangan anak dari sikap dependent menuju kearah independent.

2.      Agresi (Agression)

Yaitu perilaku menyerang balik secara fisik (nonverbal) maupun kata-kata (verbal). Agresi merupakan salah bentuk reaksi terhadap rasa frustasi ( rasa kecewa karena tidak terpenuhi kebutuhan atau keinginannya). Biasanya bentuk ini diwujudkan dengan menyerang seperti ; mencubut, menggigit, menendang dan lain sebagainya.
Sebaiknya orang tua berusaha mereduksi, mengurangi agresifitas anak dengan cara mengalihkan perhatian atau keinginan anak. Jika orang tua menghukum anak yang agresif maka egretifitas anak akan semakin meningkat.
3. Berselisih (Bertengkar)

Sikap ini terjadi jika anak merasa tersinggung atau terganggu oleh sikap atau perilaku anak lain.

4. Menggoda (Teasing)

Menggoda merupakan bentuk lain dari sikap agresif, menggoda merupakan serangan mental terhadap orang lain dalam bentuk verbal (kata-kata ejekan atau cemoohan) yang menimbulkan marah pada orang yang digodanya.

5. Persaingan (Rivaly)

Yaitu keinginan untuk melebihi orang lain dan selalu didorong oleh orang lain. Sikap ini mulai terlihat pada usia empat tahun, yaitu persaingan prestice dan pada usia enam tahun semangat bersaing ini akan semakin baik.

6. Kerja sama (Cooperation)

Yaitu sikap mau bekerja sama dengan orang lain. Sikap ini mulai nampak pada usia tiga tahun atau awal empat tahun, pada usia enam hingga tujuh tahun sikap ini semakin berkembang dengan baik.

7. Tingkah laku berkuasa (Ascendant behavior)

Yaitu tingkah laku untuk menguasai situasi sosial, mendominasi atau bersikap bossiness. Wujud dari sikap ini adalah ; memaksa, meminta, menyuruh, mengancam dan sebagainya.

8. Mementingkan diri sendiri (selffishness)

Yaitu sikap egosentris dalam memenuhi interest atau keinginannya

9. Simpati (Sympaty)

Yaitu sikap emosional yang mendorong individu untuk menaruh perhatian terhadap orang lain mau mendekati atau bekerjasama dengan dirinya.











C . Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial Anak

Perkembangan sosial anak dipengaruhi beberapa faktor yaitu :

1. Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan pertama yang memberikan pengaruh terhadap berbagai aspek perkembangan anak, termasuk perkembangan sosialnya. Kondisi dan tata cara kehidupan keluarga merupakan lingkungan yang kondusif bagi sosialisasi anak. Proses pendidikan yang bertujuan mengembangkan kepribadian anak lebih banyak ditentukan oleh keluarga, pola pergaulan, etika berinteraksi dengan orang lain banyak ditentukan oleh keluarga.

2. Kematangan
Untuk dapat bersosilisasi dengan baik diperlukan kematangan fisik dan psikis sehingga mampu mempertimbangkan proses sosial, memberi dan menerima nasehat orang lain, memerlukan kematangan intelektual dan emosional, disamping itu kematangan dalam berbahasa juga sangat menentukan.

3. Status Sosial Ekonomi
Kehidupan sosial banyak dipengaruhi oleh kondisi sosial ekonomi keluarga dalam masyarakat. Perilaku anak akan banyak memperhatikan kondisi normatif yang telah ditanamkan oleh keluarganya.

4. Pendidikan
Pendidikan merupakan proses sosialisasi anak yang terarah. Hakikat pendidikan sebagai proses pengoperasian ilmu yang normatif, anak memberikan warna kehidupan sosial anak didalam masyarakat dan kehidupan mereka dimasa yang akan datang.

5. Kapasitas Mental : Emosi dan Intelegensi
Kemampuan berfikir dapat banyak mempengaruhi banyak hal, seperti kemampuan belajar, memecahkan masalah, dan berbahasa. Perkembangan emosi perpengaruh sekali terhadap perkembangan sosial anak. Anak yang berkemampuan intelek tinggi akan berkemampuan berbahasa dengan baik. Oleh karena itu jika perkembangan ketiganya seimbang maka akan sangat menentukan keberhasilan perkembangan sosial anak.


D . Pengaruh Perkembangan Sosial Terhadap Tingkah Laku

Dalam perkembangan sosial anak, mereka dapat memikirkan dirinya dan orang lain. Pemikiran itu terwujud dalam refleksi diri, yang sering mengarah kepenilaian diri dan kritik dari hasil pergaulannya dengan orang lain.
Hasil pemikiran dirinya tidak akan diketahui oleh orang lain, bahkan sering ada yang menyembunyikannya atau merahasiakannya. Pikiran anak sering dipengaruhi oleh ide-ide dari teori-teori yang menyebabkan sikap kritis terhadap situasi dan orang lain, termasuk kepada orang tuanya.
Kemampuan abstraksi anak sering menimbulkan kemampuan mempersalahkan kenyataan dan peristiwa-peristiwa dengan keadaan bagaimana yang semstinya menurut alam pikirannya.

Disamping itu pengaruh egoisentris sering terlihat, diantaranya berupa :

1. Cita-cita dan idealism yang baik, terlalu menitik beratkan pikiran sendiri, tanpa memikirkan akibat labih jauh dan tanpa memperhitungkan kesulitan praktis yang mungkin menyebabkan tidak berhasilnya menyelesaikan persoalan.

2. Kemampuan berfikir dengan pendapat sendiri, belum disertai pendapat orang lain dalam penilaiannya. Melalui banyak pengalaman dan penghayatan kenyataan serta dalam menghadapi pendapat orang lain, maka sikap ego semakin berkurang dan diakhir masa remaja sudah sangat kecil rasa egonya sehingga mereka dapat bergaul dengan baik.



E . Perkembangan Fisik Pada Remaja

Perubahan yang paling dirasakan oleh remaja pertama kali adalah perubahan fisik. Terjadi pubertas yaitu proses perubahan yang bertahap dalam internal dan eksternal tubuh anak-anak menjadi dewasa. Perubahan hormon termasuk hormon seksual membuat remaja menjadi tidak nyaman dengan dirinya dan juga sekaligus jadi sering terlalu fokus pada kondisi fisiknya. Misalnya : remaja jadi sering berkaca hanya untuk melihat jerawat atau poninya, jadi terlalu resah dengan bentuk tubuhnya, dan sebagainya.
Pada masa remaja ditandai dengan adanya pertumbuhan fisik yang cepat. Keadaan fisik pada masa remaja dipandang sebagai suatu hal yang penting, namun ketika keadaan fisik tidak sesuai dengan harapannya (ketidaksesuaian antara body image dengan self picture) dapat menimbulkan rasa tidak puas dan kurang percaya diri. Begitu juga, perkembangan fisik yang tidak proporsional. Kematangan organ reproduksi pada masa remaja membutuhkan upaya pemuasan dan jika tidak terbimbing oleh norma-norma dapat menjurus pada penyimpangan perilaku seksual.
Perkembangan atau pertumbuhan anggota-anggota badan remaja, sebagaimana dikemukakan oleh Monks dkk. (1994), kadang-kadang lebih cepat daripada perkembangan badan. Oleh karena itu, untuk sementara waktu, seorang remaja mempunyai proporsi tubuh yang tidak seimbang. Hal ini akan menimbulkan kegusaran batin yang mendalam karena pada masa remaja ini, perhatian remaja sangat besar terhadap penampilan dirinya. Jadi remaja sendiri merupakan salah satu penilai yang penting terhadap badannya sendiri sebagai stimulus sosial. Bila sang remaja mengerti badannya telah memenuhi persyaratan, sebagaimana yang diharapkan oleh lingkungan sosialnya, maka hal ini akan berakibat positif terhadap penilaian diri.




Secara umum perubahan-perubahan fisik remaja sebagai berikut :

Perempuan
Pertumbuhan payudara (3 - 8 tahun)
Pertumbuhan rambut pubis/kemaluan (8 -14 tahun)
Pertumbuhan badan (9,5 - 14,5 tahun)
Menarche/menstruasi (10 – 16 tahun, kadang 7 thn)
Pertumbuhan bulu ketiak (2 tahun setelah rambut pubis)
Kelenjar menghasilkan minyak dan keringat (sama dengan tumbuhnya bulu ketiak)

Laki-laki
Pertumbuhan testis (10 – 13,5 tahun)
Pertumbuhan rambut pubis/kemaluan (10 – 15 tahun)
Pembesaran badan (10,5 – 16 tahun)
Pembesaran penis (11 – 14,5 tahun)
Perubahan suara karena pertumbuhan pita suara (Sama dengan pembesaran penis)
Tumbuhnya rambut di wajah dan ketiak (2 tahun setelah rambut pubis)
Kelenjar menghasilkan minyak dan keringat (Sama dengan tumbuhnya bulu ketiak)

           Sebagian besar remaja tidak dapat menerima keadaan fisiknya. Hal tersebut terlihat dari penampilan remaja yang cenderung meniru penampilan orang lain atau tokoh tertentu.      Misalnya si Ani merasa kulitnya tidak putih seperti bintang film, maka Ani akan berusaha sekuat tenaga untuk memutihkan kulitnya.Perilaku Ani yang demikian tentu menimbulkan masalah bagi dirinya sendiri dan orang lain. Mungkin Ani akan selalu menolak bila diajak ke pesta oleh temannya sehingga lama-kelamaan Ani tidak memiliki teman, dan sebagainya.



F .  Ciri-ciri Pertumbuhan Fisik Pada Masa Remaja

            Perubahan fisik merupakan perubahan-perubahan fisik yang terjadi dan merupakan gejala primer dalam pertumbuhan remaja. Perubahan fisik tersebut bukan saja menyangkut bertambahnya ukuran tubuh dan berubahnya proporsi tubuh, melainkan juga meliputi perubahan ciri-ciri yang terdapat pada kelamin primer dan sekunder. Baik pada remaja laki-laki ataupun perempuan, perubahan fisik mengikuti urutan-urutan tertentu.

Pertumbuhan fisik remaja ditandai oleh :

1. Perubahan ukuran tubuh selama masa remaja merupakan pertumbuhan tinggi badan yang bertambah 25% dan berat badan bertambah dua kali lipat.

2. Proporsi tubuh kurang proporsional, karena ketidakseimbangan antara pertumbuhan tungkai dan lengan yang mendahului pertumbuhan badan.

3. Ciri kelamin utama (perubahan ciri-ciri sex primer), yaitu kematangan fungsi alat kelamin utama. Pada wanita mengalami menstruasi pertama dan pada laki-laki mengalami mimpi basah.

4. Perubahan cirri-ciri sekunder (ciri kelamin kedua), seperti pinggul melebar dan membesarnya payudara pada wanita dan tumbuhnya kumis, jenggot, bulu disekitar kelamin, dan membesarnya jakun pada laki-laki. Tahap dan irama pertumbuhan baik antara laki-laki dan wanita tidak sama, yaitu pada wanita dua tahun lebih cepat dewasa daripada laki-laki.


G .  Pengaruh Pertumbuhan Fisik Terhadap Tingkah Laku Remaja

            Pertumbuhan  fisik mempengaruhi perkembangan tingkah laku remaja, hal ini tampak pada perilaku remaja yang canggung dalam proses penyesuaian diri. Remaja isolasi diri dari pergaulan, perilaku emosi seperti gelisah, mudah tersinggung serta melawan kewenangan, dan sebagainya.
            Perubahan fisik pada masa puber mempengaruhi semua bagian tubuh, baik eksternal maupun internal, sehingga mempengaruhi keadaan psikologis remaja. Meskipun akibatnya biasa sementara, namun cukup menimbulkan perubahan dalam perilaku, sikap, dan kepribadian. Perubahan pada masa remaja sering mempengaruhi sikap dan perilakunya. Huirlock (1992) mengemukakan perubahan yang terjadi pada remaja adalah sebagai berikut :
1. Ingin menyendiri
2. Bosan
3. Inkoordinasi
4.Antagonis sosial
5 .Hilangnya kepercayaan diri
6.Terlalu sederhana




H .  Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Fisik Remaja


Beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan fisk remaja adalah :

1. Faktor keluarga, meliputi keturunan dan lingkungan keluarga
Faktor lingkungan akan membantu tercapainya perwujudan potensi yang dibawa anak lahir. Pada setiap tahap usia lingkungan lebih banyak pengaruhnya terhadap berat badan daripada terhadap tinggi.

2. Faktor gizi yang erat kaitannya dengan kondisi sosial ekonomi keluarga.
Antara lain :
 Kurang makan juga menyebabkan ketegangan emosi meningkat.
 Anemia menyebabkan apatis disertai kecemasan dan lekas marah.
 Kekurangan kalsium menyebabkan lekas marah dan ketidakstabilan emosi.
 Anak-anak yang berasal dari keluarga dengan status sosial ekonomi rendah cenderung lebih kecil dari anak yang berasal dari keluarga yang status ekonominya tinggi.

3. Faktor emosional yang bertalian dengan gangguan emosional yang dialami selama perkembangannya. Anak yang terlalu sering mengalami gangguan emosional menyebabkan terbentuknya steroid adrenal yang berlebihan, dan ini akan membawa akibat berkurangnya pembentukan hormon pertumbuhan dikelenjar piturity. Bila terjadi hal demikian, pertumbuhan awal remajapun terhambat dan tidak tercapai berat badan yang seharusnya.

4. Faktor jenis kelamin, dimana laki-laki cenderung memiliki ukuran tubuh lebih tinggi dan kuat dibandingkan perempuan.
Terjadinya perbedaan berat badan dan tinggi ini karena bentuk tulang dan otot yang pada anak laki-laki memang berbeda pada anak perempuan.

5. Faktor kesehatan fisik
 Anak-anak yang sehat dan jarang sakit, biasanya akan memiliki tubuh lebih berat daripada
     anak yang sering sakit.

6. Faktor kecerdasan
 Hampir selalu sama, anak yang kecerdasannya tinggi biasanya lebih gemuk dan berat daripada anak yang kecerdasannya rendah juga anak yang berprestasi di sekolah menonjol cenderung lebih gemuk dan berat.












I . Usaha-usaha Yang Dapat Dilakukan Guru Untuk Memenuhi Kebutuhan Remaja

Guru hendaknya menyadari bahwa pertumbuhan tulang, otot, dan organ dalam tubuh berpengaruh pada tingkah laku remaja. Oleh karena itu, bantuan guru / orang tua sangat dibutuhkan agar pertumbuhan fisik remaja sesuai dengan kematangan psikisnya.

 Untuk membantu pertumbuhan remaja secara keseluruhan berbagai usaha perlu dilakukan oleh sekolah, diantaranya :
1. Program pemberian gizi, vitamin, dan kalsium yang cukup,
2. Program olahraga yang berorientasi pada pertumbuhan remaja,
3. Hindari gangguan yang keliru.

Usaha-usaha itu hendaknya dalam bentuk program yang terencana, teratur, berkelanjutan dan berorientasi kepada pertumbuhan masing-masing individu.
Baik guru maupun orang tua perlu membantu remaja agar memahami keadaan fisik dan perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya serta masalah berkaitan dengan perubahan tersebut.
 Penjelasan atau informasi yang diberikan pada remaja dapat meliputi berbagai hal, yaitu berkaitan dengan kesehatan, penataan diri, konsep daya tarik baik fisik maupun psikis.
Remaja yang banyak memperhatikan kelompok sebaya perlu mendapat perhatian dari para pendidik dalam proses pendidikan.

Pengembangan program kegiatan kelompok yang bernilai positif sangat mendukung pertumbuhan fisik remaja seperti kegiatan belajar kelompok, pembentukan kelompok olahraga, kegiatan pramuka, dan pembiasaan hidup sehat dan bersih perlu dikembangkan secara terprogram.












BAB III
P E N U T U P
A . KESIMPULAN

Masa remaja merupakan masa perkembangan dalam kehidupan manusia yang mengalami berbagai perubahan baik fisik dan psikis. Semua perubahan ini mempengaruhi penampilan, sikap serta tingkah laku para remaja. Pertumbuhan fisik yang sangat pesat pada masa remaja awal berdampak pada kondisi psikologis remaja, baik putri maupun putra. Pada umumnya pada masa remaja awal remaja biasanya bersifat canggung, malu, kecewa, dll, dan pada masa remaja akhir, masa ini terjadi proses penyempurnaan pertumbuhan fisik dan perkembangan psikis pada remaja.

B . SARAN
Seseorang yang telah beranjak remaja hendaknya dapat menerima apapun dan bagaimanapun penampilan masa remaja kita, itulah pemberian Maha Pencipta  dan kita harus mensyukurinya, dan hendaknya kita dalam masa remaja, kita harus lebih melihat masa depan kita dan terus meningkatkan kualitas.













C . DAFTAR PUSTAKA

Cahyani Ani. Mubin, Psikologi perkembangan; cet I (Quantum Teaching, Ciputat Press Group, 2006).
Hurlock B Elizabeth, Developmental Psikologi; Mc Grow Hill, Inc, 1980, Alih Bahasa, Istiwidayanti dan suedjarwo, Psikologi Perkembangan suatu pendekatan sepanjang Rentang Kehidupan, Jakarta, Erlangga, tt.
LN Yusuf Syamsu; Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Bandung : Remaja Rosdakarya.
Nurihsan Juntika, 2007, Buku Materi Pokok Perkembangan Peserta didik , Bandung; Sekolah Pasca Sarjana (UPI)
Santrock, John W, Life-Span Development, WM, C Brown Comunication, Inc, 1995, Alih bahasa Achmad Chusairi, S.PSI, Perkembangan Masa Hidup Jilid I, Jakarta, Erlangga, 2002.
Suryabrata Sumadi, Psikologi Pendidikan; (PT Raja Grafindo, : 2004).




MAKALAH PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
“PENGARUH PERTUMBUHAN FISIK TERHADAP TINGKAH LAKU REMAJA”







DISUSUN OLEH :
   LISNA FEROSISKA PASARIBU
A1A111053

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
UNIVERSITAS JAMBI
2012














2 comments:

  1. bagussssssssssss
    terimakasih buat copy paste nya

    ReplyDelete
  2. apasih mental yang sebenarnya ? klik di http://mihape.blogspot.com/2012/10/mental-itu-apa.html

    ReplyDelete