BAB I
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
1.1.
Pengertian MSDM
MSDM (Manajemen Sumber
Daya Manusia) adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja
secara efisien dan efektif sehingga tercapai tujuan bersama perusahaan,karyawan
dan masyarakat.
1.2.
Fungsi Operasional MSDM
Fungsi operasional
dalam Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan basic ( dasar ) pelaksanaan
proses MSDM yang efisien dan efektif dalam pencapaian tujuan organisasi/perusahaan.
Fungsi
operasional tersebut terbagi 5 ( lima ), secara singkat sebagai berikut:
operasional tersebut terbagi 5 ( lima ), secara singkat sebagai berikut:
v Fungsi
Pengadaan
adalah proses
penarikan ,seleksi,penempatan,orientasi,dan induksi untuk mendapatkan karyawan
yang sesuai kebutuhan perusahaan.( the right man in the right
place).
v Fungsi
Pengembangan
adalah proses
peningkatan ketrampilan teknis,teoritis,konseptual, dan moral karyawan melalui
pendidikan dan pelatihan. Pendidikan dan latihan yang diberikan harus sesuai
dengan kebutuhan pekerjaan masa kini maupun masa depan.
v Fungsi
Kompensasi
adalah pemberian
balas jasa langsung dan tidak lansung berbentuk uang atau barang kepada
karyawan sebagai imbal jasa (output) yang diberikannya kepada perusahaan.
Prinsip kompensasi adalah adil dan layak sesuai prestasi dan tanggung jawab
karyawan tersebut.
v Fungsi
Pengintegrasian
adalah kegiatan
untuk mempersatukan kepentingan perusahaan dan kebutuhan karyawan, sehingga
tercipta kerjasama yang serasi dan saling menguntungkan. Dimana Pengintegrasian
adalah hal yang penting dan sulit dalam MSDM, karena mempersatukan dua
aspirasi/kepentingan yang bertolak belakang antara karyawan dan perusahaan.
v Fungsi
Pemeliharaan
adalah kegiatan
untuk memelihara atau meningkatkan kondisi fisik, mentaldan loyalitas karyawan
agar tercipta hubungan jangka panjang. Pemeliharaan yangbaik dilakukan dengan
program K3 ( Keselamatan dan Kesehatan Kerja ) .
1.3.
Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen Sumber Daya
Manusia diperlukan untuk meningkatkan efektivitas sumber daya manusia dalam
organisasi. Tujuannya adalah memberikan kepada organisasi satuan
kerja yang efektif. Untuk mencapai tujuan ini, studi tentang manajemen personalia
akan menunjukkan bagaimana seharusnya perusahaan mendapatkan,
mengembangkan, menggunakan, mengevaluasi, dan memelihara karyawan dalam jumlah
(kuantitas) dan tipe (kualitas) Manajemen sumber daya manusia adalah suatu
proses menangani berbagai masalah pada ruang lingkup karyawan, pegawai, buruh,
manajer dan tenaga kerja lainnya untuk dapat menunjang aktivitas organisasi
atau perusahaan demi mencapai tujuan yang telah ditentukan. Bagian atau unit
yang biasanya mengurusi sdm adalah departemen sumber daya manusia atau dalam
bahasa inggris disebut HRD atau human resource department. Menurut A.F. Stoner
manajemen sumber daya manusia adalah suatu prosedur yang berkelanjutan yang
bertujuan untuk memasok suatu organisasi atau perusahaan dengan orang-orang
yang tepat untuk ditempatkan pada posisi dan jabatan yang tepat pada saat
organisasi memerlukannya.
Tujuan-tujuan MSDM terdiri dari empat tujuan, yaitu :
1.3.1.
Tujuan Organisasional
Ditujukan untuk dapat
mengenali keberadaan manajemen sumber daya manusia (MSDM) dalam memberikan
kontribusi pada pencapaian efektivitas organisasi. Walaupun secara formal suatu
departemen sumber daya manusia diciptakan untuk dapat membantu para manajer,
namun demikian para manajer tetap bertanggung jawab terhadap kinerja karyawan.
Departemen sumber daya manusia membantu para manajer dalam menangani hal-hal
yang berhubungan dengan sumber daya manusia.
1.3.2.
Tujuan Fungsional
Ditujukan untuk
mempertahankan kontribusi departemen pada tingkat yang sesuai dengan kebutuhan
organisasi. Sumber daya manusia menjadi tidak berharga jika manajemen sumber daya
manusia memiliki kriteria yang lebih rendah dari tingkat kebutuhan organisasi.
1.3.3.
Tujuan Sosial
Ditujukan untuk secara
etis dan sosial merespon terhadap kebutuhan-kebutuhan dan tantangan-tantangan
masyarakat melalui tindakan meminimasi dampak negatif terhadap organisasi.
Kegagalan organisasi dalam menggunakan sumber dayanya bagi keuntungan
masyarakat dapat menyebabkan hambatan-hambatan.
1.3.4.
Tujuan Personal
Ditujukan untuk
membantu karyawan dalam pencapaian tujuannya, minimal tujuan-tujuan yang dapat
mempertinggi kontribusi individual terhadap organisasi. Tujuan personal
karyawan harus dipertimbangkan jika parakaryawan harus dipertahankan,
dipensiunkan, atau dimotivasi. Jika tujuan personal tidak dipertimbangkan,
kinerja dan kepuasan karyawan dapat menurun dan karyawan dapat meninggalkan
organisasi.
1.4.
Peran, Fungsi, Tugas dan Tanggung Jawab Departemen Sumber Daya Manusia
1.4.1 Perencanaan
Melakukan
persiapan dan seleksi tenaga kerja (Preparation and selection) Persiapan.
Dalam proses persiapan dilakukan perencanaan kebutuhan akan sumber daya manusia
dengan menentukan berbagai pekerjaan yang mungkin timbul. Yang dapat dilakukan
adalah dengan melakukan perkiraan/forecast akan pekerjaan yang
lowong, jumlahnya, waktu, dan lain sebagainya. Ada dua faktor yang perlu
diperhatikan dalam melakukan persiapan, yaitu faktor internal seperti jumlah
kebutuhan karyawan baru, struktur organisasi, departemen yang ada, dan
lain-lain. Faktor eksternal seperti hukum ketenagakerjaan, kondisi pasa tenaga
kerja, dan lain sebagainya.
1.4.2 Rekrutmen & Seleksi
1. Rekrutmen
tenaga kerja/Recruitment. Rekrutmen adalah suatu proses untuk mencari calon
atau kandidat pegawai, karyawan, buruh, manajer, atau tenaga kerja baru untuk
memenuhi kebutuhan sdm oraganisasi atau perusahaan. Dalam tahapan ini
diperlukan analisis jabatan yang ada untuk membuat deskripsi pekerjaan/job
description dan juga spesifikasi pekerjaan/job specification.
2. Seleksi
tenaga kerja/Selection. Seleksi tenaga kerja adalah suatu proses
menemukan tenaga kerja yang tepat dari sekian banyak kandidat atau calon yang
ada. Tahap awal yang perlu dilakukan setelah menerima berkas lamaran adalah
melihat daftar riwayat hidup/cv/curriculum vittae milik pelamar. Kemudian dari
cv pelamar dilakukan penyortiran antara pelamar yang akan dipanggil dengan yang
gagal memenuhi standar suatu pekerjaan. Lalu berikutnya adalah memanggil
kandidat terpilih untuk dilakukan ujian test tertulis, wawancara
kerja/interview dan proses seleksi lainnya.
1.4.3. Pelatihan, Pengembangan &
Penilaian Prestasi
1.
Pengembangan dan evaluasi karyawan (Development
and evaluation). Tenaga kerja yang bekerja pada organisasi atau perusahaan
harus menguasai pekerjaan yang menjadi tugas dan tanggungjawabnya. Untuk itu
diperlukan suatu pembekalan agar tenaga kerja yang ada dapat lebih menguasai
dan ahli di bidangnya masing-masing serta meningkatkan kinerja yang ada. Dengan
begitu proses pengembangan dan evaluasi karyawan menjadi sangat penting mulai
dari karyawan pada tingkat rendah maupun yang tinggi.[
2. Memberikan
kompensasi dan proteksi pada pegawai (Compensation and protection).
Kompensasi adalah imbalan atas kontribusi kerja pegawai secara teratur dari
organisasi atau perusahaan. Kompensasi yang tepat sangat penting dan
disesuaikan dengan kondisi yang ada pada lingkungan eksternal.
Kompensasi yang tidak sesuai dengan kondisi yang ada dapat menyebabkan masalah
ketenaga kerjaan di kemudian hari atau pun dapat menimbulkan kerugian pada
organisasi atau perusahaan. Proteksi juga perlu diberikan kepada pekerja agar dapat
melaksanakan pekerjaannya dengan tenang sehingga kinerja dan kontribusi
perkerja tersebut dapat tetap maksimal dari waktu ke waktu. Kompensasi atau
imbalan yang diberikan bermacam-macam jenisnya yang telah diterangkan pada
artikel lain pada situs organisasi.org ini.
1.4.4. Promosi, Pemindahan dan Pemisahan
1. Promosi
adalah sebuah jenis transfer yang meliputi penugasan kembali seorang pegawai
pada sebuah posisi yang kemungkinan besar diberikan pembayaran yang lebih
tinggi dan tanggung jawab, hak dan kesempatan yang lebih besar. Demosi,
kadang-kadang disebut transfer ke bawah, adalah sebuah jenis transfer meliputi
pemotongan pembayaran, hak dan kesempatan.
v
Pemisahan, disebut juga pemberhentian,
bahkan sering disebut downsizing, adalah perpindahan sementara atau
tidak definitif seorang pegawai dari daftar gaji. Umumnya adalah untuk
mengurangi kelebihan beban biaya tenaga kerja dan permasalahan keuangan
perusahaan semakin serius.
v
Terminasi adalah tindakan manajemen
berupa pemisahan pegawai dari organisasi karena melanggar aturan organisasi
atau karena tidak menunjukkan kinerja yang cukup.
v
Pemberhentian sukarela adalah pemisahan
pegawai dari organisasi atas inisiatif organisasi atau kemauan pegawai sendiri.
v
Pengunduran diri adalah pemisahan
pegawai yang telah menyelesaikan masa kerja maksimalnya dari organisasi atau
umumnya di kenal dengan istilah pensiun.
1.5. Peran Strategik MSDM
Perubahan teknologi yang sangat cepat,
memaksa organisasi untuk menyesuaikan diri dengan lingkugnan usahanya.
Perubahan tersebut telah menggeser fungsi-fungsi manajeman sumber daya manusia
yang selama ini hanya dianggap sebagai kegiatan administrasi, yang berkaitan
dengan perekrutan pegawai staffing ,coordinating yang dilakukan oleh bagian
personalia saja.
Saat
ini manajeman SDM berubah dan fungsi spesialisasi yang berdiri sendiri menjadi
fungsi yang terintegrasi dengan seluruh fungsi lainnya di dalam organisasi,
untuk bersama-sama mencapai sasaran yang sudah ditetapkan serta memiliki fungsi
perencanaan yang sangat strategik dalam organisasi, dengan kata lain fungsi SDM
lama menjadi lebih bersifat strategik.
Oleh karenanya
manajemen SDM mempunyai kewajiban untuk : memahami perubahan yang semakin
komplek yang selalu terjadi di lingkungan bisnis, harus mengantisipasi
perubahan teknologi, dan memahami dimensi internasional yang mulai memasuki
bisnis akibat informasi yang berkembang cepat. Perubahan paradigma dari manajemen
SDM tersebut telah memberikan fokus yang berbeda dalam melaksanakan fungsinya
di dalam organisasi. Ada kecenderungan untuk mengakui pentingnya SDM dalam
organisasi dan pemusatan perhatian pada kontribusi fungsi SDM bagi keberhasilan
pencapaian tujuan strategi perusahaan. Hal ini dapat dilakukan perusahaan
dengan mengintegrasikan pembuatan keputusan strateginya dengan fungsi-fungsi
SDM maka akan semakin besar kesempatan untuk memperoleh keberhasilan. Tingkat
integrasi antara perencanaan strategis dengan fungsi-fungsi SDM terwujud dalam
empat macam hubungan :
1. Hubungan
Administrasi
Disini
manajer puncak dan manajer fungsional yuang lainnya menganggap fungsi SDM
relatif tidak penting dan memandang manusia bukan sebagai keterbatasan maupun
aset perusahaan dalam pengambilan keputusan bisnis.
2. Hubungan Satu
Arah
Terdapat
hubugan skuensial antara perencanaan strategis dengan fungsi-fungsi SDM. Fungsi
SDM merancang program dan sistem untuk mendukung tujuan strategis perusahaan.
Jadi SDM bereaksdi terhadap inisiatif strategis tetapi tidak memiliki pengaruh,
karena meskipun sudah dianggap penting namun belum dianggap sebagai mitra bisnis
yang strategis.
3. Hubungan Dua
Arah
Ditandai
dengan hubungan resiprokal dan saling ketergantungan antara perencanaan strategi
dengan SDM. Fungsi SDM dipandang penting dan dapat dipercaya. SDM berperan
dalam penentuan arah strategis perusahaan dan sudah dijadikan mitra strategis.
4. Hubungan
Integratif
Ditandaioleh
hubungan yang dinamis dan inter aktif antar fungsi-fungsi SDM dan perencanaan
strategis. Di sini manajer SDM dipandang sebagai sebenar-benarnya mitra bisnis
staregis dan dilibatkan dalam keputusan strategis.
1.6. Faktor Pendorong Pembentukan Integrasi yang
Efektif
•
Lingkungan : Kekuatan lingkungan yang sangat berperan dalaam persaingan yang semakin
meningkat, perubahan teknologi dan perubahan femografi tenaga kerja
•
Sejarah dan kultur organisasi : Budaya organisasi yang berorientsi pada sumber daya
manusia yang kuat mampu mengembangkan hubungan alamiah antara kegiatan sumber
daya manusia dengan perencanaan strategis.
•
Strategis : Strategi pemusatan pada satu jenis bisnis inti dapat memacu potensi
bagi terciptanya hubungan perencanaan strategis dengan sumber daya manusia yang
semakin integratis karena memungkinkan dikembangkannya dan diterapkannya program
dan sistem sumber daya manusia di seluruh perusahaan.
•
Struktur : Penempatan unit sumber daya manusia dalam struktur organisasi,
senior eksekutif sumber daya manusia di beri status sama seperti direktur
fungsional lainnya
•
Keterampilan dan Nilai yang dianut eksekutif : Sumber daya manusia memiliki pengetahuan
yang baik mengenai bisnis dan mampu memberikan masukan kedalam proses
perencanaan strategis.
•
Keterampilan dan Nilai yang dimiliki Karyawan : bantuan fungsi SDM yang diterima
manajemen untuk memecahkan masalah ketenagakerjaan akan menguatkan pentingnya
fungsi SDM.
•
Sistem Manajemen yang meliputi sistem imbalan, sistem komunikasi dan informasi SDM
sehingga SDM dan perencanaan strategi akan semakin terintegrasi jika para senior
eksekutifnya memiliki persentase yang substansial konpensasi menanggung resiko.
•
Sistem Komunikasi yang memiliki tujuan membangun kesadaran manajer terhadap tujaun
strategis perusahaan dan mendorong mereka mendorong mereka mengembangkan
motivasi bawahannya didukdung dengan database SDM yang dikembangkan dengan
baik.
Menurut Nkomo
(1980) evolusi manajemen SDM melewait tiga tahap, yaitu ;
1.
Defenisi Stage : Yaitu ketika manajer personalia menyelenggarakan program –
program yang kurang memberikan manfaat untuk kengurangi kekacauan karyawan dan
kemungkinan perpecahan.
2.
Perencanaan Manpower : dalam tahap ini digunakan kebutuhan pekerja dan perekrutan
seleksik, training untuk menjamin terpenuhinya target manpower.
3.
Manajemen SDM Strategis Ketika manajer SDM seharusnya lebih proaktif dalam memecahakan
masalah manajemen perusahaan dan dalam memberikan kontribusi efektivitas
organisasional yang lebih besar.
1.7. Paradigma Lama MSDM
Manajemen
Sumber Daya Manusia yang biasanya disebut manajemen personalia, selama ini
memiliki fungsi spesialisasi yang berkaitan dengan kegiatan adaministrasi bagian
karwayan,yaknidalam masalah dengan perekrutan, pelatihan dan pengupahan dan sebagainya.
Hasil yang diperoleh dari pengelolaan SDM yang baik dapat dipastikan bahwa
karyawan yang direkrut telah memenuhi kriteria yang dibutuhkan sesuai
dengankebutuhan bagian produksi, bagian fungsional lainnya dan menerima imbalan
yang sesuai. Di sini terlihat bahwa paradigma lama dari manajemen SDM lebih
banyak melayani manajemen fungsional yang lain dalam organisasi, seperti fungsi
pemasarna, keuangan, produksi atau lainnya. Dengan berubahnya lingkungan bisnis
yang diakibatkan oleh perubahan teknologi serta dampak globalisasi, maka
merupakan keharusan bagi manajemen SDM untuk merubah perannya gar memiliki
fungsi yang lebih strategi dalam organisasi. Oleh sebab itu departemen SDM
harus menajalankan peran baru dan berkerjasama dengan menajer lini lainnya
untuk membuat perencanaan secara terpadu yang sesuai dengan kebutuhan organisasi.
Perencanaan secara terpadu yang sesuai dengan kebutuhan organisasi.
Perubahan
tersebut terjadi berkaitan dengan (Schuler, 1990).
1. Perubahan
lingkungan bisnis yang sangat cepat dan tingginya tingkat ketidakpastian
2. Kemauan
beradaptasi secara cepat untuk memprediksi perubahan yang tidak terduga
3. Peningkatan
biaya, karena persaingan untuk memperoleh keuntungan yang tinggi.
4.
Perubahan teknologi yang cepat menyebabkan meningkatnya permintaan karyawan dengan
skill yang lebih baik melalui pendidikan dan pelatihan.
5.
Organisasi lebih kompleks berkaitan dengan produk, geografi, fungsi bisnis
maupun konsumen (pasar).
6.
Respon terhadap kekuatan eksternal berkaitan dengan perundang-undang dan religulasi,
proses peradilan, serta peraturan lainnya.
7. Perubahan
struktur organisasi yang lebih fleksibel, lebih rata (flater) dan lebih
(leaner)
menyebabkan jumlah karyawan dan tipe pekerjaan yang dihadapi berbeda.
8. Meningkatnya
persaingan dan kerjasama internasional
9. Terdapat
diversitas dari angkatan kerja
Akibat
perubahan-perubahan tersebut, SDM harus mampu beradaptasi dengan cepat untuk
memprediksi perubahan yang tidak terduga dengan perubahan paradigm lama ke
paradigma baru karena perubahan tersebut juga, menyediakan kesempatan baik bagi
manajemen SDM maupun manajer lini.
1.8. Paradigma Baru MSDM
Perubahan lingkungan bisnis yang sangat
cepat dan komplek seperti demografi, geografis, jenis bisnis, lingkungan hidup,
serta dampak globalisasi, mengharuskan organisasi untuk beradaptasi secara
cepat dengan lingkungan yang turbulens dengan bersikap proaktif. Artinya
manajeman SDM harus mampu mengantisipasi berbagai perkembangan yang sedang dan
akan terjadi, kemudian melakukan berbagai tindakan untuk menjawab tantangan
tersebut, yang pada akhirnya dapat menciptakan keunggulan kompetitif yang tidak
dimiliki oleh organisasi lainnya, mengingat bentuk-bentuk kompetisi tradisional
seperti biaya produksi rendah, peningkatan teknologi, kecepatan distribusi,
efisisensi produk serta pengembangan produk yang berkualitas akan mudah ditiru
oleh pesaing.
Dengan tuntutan seperti ini, merupakan
keharusan bagi MSDM untuk merubah peranannya yang berorientasi pada “result”.
Dengan demikian Departemen MSDM harus berperan sebagai mita bagi manajemen
fungsional lainnya atua dengan manajer lini, artinya MSDM harus terlibat aktif
dalam perencanaan, pengelolaan serta pengendalian organisasi yang berkaitan
dengan alokasi dan pengembangan SDM. Perubahan peran tersebut dari sistem kerja
yang responsive menjadiproaktif, dan sktruktur fungsional ke struktur yang
lebih fleksibel danmelaksankan kebijakan strategis. Hal ini menjadi sumber daya
manusia mempunyai peran penting untuk kesuksesan bisnis yang dikaitkan dengan peningkatan
laba, kemampuan bersaing, daya adaptasi juga fleksibelitas.
1.9. Peran MSDM Untuk Meraih Keunggulan Kompetitif
Agar tujuan sumber daya manusia memberikan
kontribusi yang lebih besar bagi organisasi untuk meraih keunggulan kompetitif
diperlukan strategi yang tepat dalam perencanaan SDM secar terpadu. Kegiatan
dari strategi SDM didasarkan kerjasama antar departemen SDM secara terpadu.
Kegiatan dri strategi SDM didasarkan kerja sama antar departemen SDM dngan
manajer lini serta keterlibatan manajemen puncuk dalam menjelaskan visi dan
misi organisasi yang dapt dijabarkan dalam tujuan bisnis yang strategi.
Tujuan utama sri strategi ini sangatr
meningkatkan kinerja sekarang dan yang akan datang secara berkesinambungan
sehingga dapat mempertahankan keunggulan kompetitifnya. Proses pengembangan
stategi MSDM memberikan keuntungan bagi organisasi, yaitu :
a.
Mendefenisikan kesempatan kendala MSDM dalam mencapai tujuan bisnisnya
b.
Memperjelas gagasan baru terhadap isu-isu MSDM yang berorientasi pada hasil dan
memberi
persepktif yang lebis luas
c.
Melakukan tes komitmen manajemen pada kegiatan, menciptakan proses
pengalokasian
SDM untuk program dan kegiatan yang spesifik
d.
Memfokuskan pada kegiatan jangka panjang yang dipilih dengan mempertimbangkan
prioritas
pertama untuk 2 atua 3 tahun mendatang.
e.
Melakukan strategi yang memfokuskan pada pengelolaan fungsi SDM dan
pengembangan
staff yang berkat.
Departemen
SDM dapat menciptakan keunggulan kompetitif dengan empat pendekatan, yakni:
1.
Strategic Patner menjadi mitra menajer
senior dan manajer lini dalam melaksanakan strategi yang telah direncanakan,
menterjemahkan strategi bisnis ke dlaam tindakan nyata dengan diagnosis
organisasi, yakni sistem penilaian (assessmen) dan pengabungan praktek
organisasi dengan tujuan bisnis yang dapat dibentuk pada setiap level
organisasi.
- Administrasi
Expert, Menjadi ahli dalam mengatur pelaksanaan pekerjaan serta efisiensii
adaministrasi agar dihasilkan output denganbiaya rendah namum kualitas terjamin.
Uapaya ini dapat dilakukan dengan rekayasa ualng (reengineering), termasuk
merekayasa kembali bidang SDM. Menjadi pakar administrasi perlu menguasai
dua fase rekayasa kembali. Pertama, proses perbaikan, menfokuskan pada indentifikasi
proses-proses yang tidak efektif dan merencanakan metode alternative untuk
meningkatkan kualitas pelayanan. Kedua memikirkan penciptaan ulang (rethinking
value creation values) yang prosesnya dimulai pelanggan. Sehingga dapat mengubah
focus kerja dari apa yang dapat dilakukan menjadi apa yang harus dihasilkan.
- Employee
Champion, menjadi penengah antara karyawan dan manajemen untuk memenuhi
kepentingan dua belah pihak. Dengan persaingan bisnis yang semakin kuat menyebabkan
tuntutan menajemen terhadap karyawan semakin tinggi. Oleh karena menajer
lini harus memperhatikan keadaan karyawan yang berkaitan dengan. Pertama,
kurangi tuntutan (demand) dengan cara mengurangi beban kerja dan menyeimbangkan
dengan sumber daya yang dimiliki oleh karyawan. Kedua, tingkatan sumber
daya dengan membantu karyawan mendefenisikan sumber dayabaru (dalam dari
karyawan) sehingga mereka dapat menyesuaikan diri dengan kebutuhan
organisasi. Ketiga,mengubah tuntutan menjadi sumber daya dengan cara membantu
karyawan mempelajari transformasi demand ke dalam sumber daya.
- Chang Agent, menjadi agent perubahan,
mempertajam proses dan budaya yang dapat meningkatkan kapasitas organisasi
untuk berubah. Terdapat tiga tipe perubahan yaitu pertama, perubahan
inisiatif, memfokuskan pada penerapan program, proyek tahu prosedur baru.
Kedua perubahan proses dalam organisasi dengan memfokuskan kepada cara
bagaimana melakukan kerja sama optimal. Ketiga, perubahan budaya akan
terjadi jika strategi dasar organisasi bisnis dikonseptualkan kembali.
Keempat hal tersebut
merupakan peran baru dari Departemen MSDM yang akan dapat meraih keunggulan
kompetitif dengan kerja sama dengan manajer lini dan manajer pucak. Keunggulan
kompetitif akan dicapai dengan tiga strategi yaitu : inovasi (innovation),
peningkatan kualitas (quaity enhancement) serta penurunan biaya (cost reduction).
DAFTAR
PUSTAKA
Handoko, T.H.(1987). Manajemen
Personalia & Sumber Daya Manusia. Edisi ke-2. Yogyakarta:PBFE Universitas Gadjah Mada.
Siagian, Sondang P. (2006), Manajemen Sumber Daya Manusia, Cetakan
ketiga belas, Bumi Aksara, Jakarta.
Saydam, Gouzali, (2000), Manajemen Sumber Daya Manusia :
Suatu pendekatan Mikro (Dalam Tanya Jawab), Cetakan kedua, Djambatan, Jakarta
Hariandja, Marihot Tua Efendi, (2005), Manajemen Sumber Daya
Manusia : Pengadaan, Pengembangan, Pengkompensasian, dan Peningkatan
No comments:
Post a Comment